Standarisasi pengkabelan
Salam Semua Bagi Pecinta Jalanan!!!!
Standar Pengkabelan Dengan Konektor RJ-45
1. EIA/TIA-568A & EIA/TIA-568B merupakan standar internasional
pengkabelan dengan jack RJ-45 dan kabel UTP/STP kategori 3, 5, dan 6 (4
twisted pair) yang digunakan dalam teknologi ethernet dan PABX. Dua
standar (A & B) digunakan untuk crossover cable. Ujung satu dengan
standar A, dan ujung lainnya dengan standar B.
2. Urutan dengan standar EIA/TIA-568A (putih hijau, hijau, putih
orange, biru, putih biru, orange, putih coklat, coklat) dan
EIA/TIA-568B (putih orange, orange, putih hijau, biru, putih biru,
hijau, putih coklat, coklat) biasa digunakan untuk interkoneksi antar
hardware maupun antar jaringan. Penggunaan susunan yang lain
diperbolehkan, namun harus memenuhi kriteria pada no. 3 dan seterusnya.
pengkabelan dengan jack RJ-45 dan kabel UTP/STP kategori 3, 5, dan 6 (4
twisted pair) yang digunakan dalam teknologi ethernet dan PABX. Dua
standar (A & B) digunakan untuk crossover cable. Ujung satu dengan
standar A, dan ujung lainnya dengan standar B.
2. Urutan dengan standar EIA/TIA-568A (putih hijau, hijau, putih
orange, biru, putih biru, orange, putih coklat, coklat) dan
EIA/TIA-568B (putih orange, orange, putih hijau, biru, putih biru,
hijau, putih coklat, coklat) biasa digunakan untuk interkoneksi antar
hardware maupun antar jaringan. Penggunaan susunan yang lain
diperbolehkan, namun harus memenuhi kriteria pada no. 3 dan seterusnya.
3. Pin 1 & 2, dalam ethernet digunakan sebagai Tx. Untuk
menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih
orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan
elektris dalam protokol high-speed-LAN.
menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih
orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan
elektris dalam protokol high-speed-LAN.
4. Pin 3 & 6, dalam ethernet digunakan sebagai Rx. Untuk
menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih
orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan
elektris dalam protokol high-speed-LAN.
menghindari interferensi, maka harus dijadikan 1 pair (biasanya putih
orange – orange atau putih hijau – hijau) untuk memenuhi kebutuhan
elektris dalam protokol high-speed-LAN.
5. Pin 4 & 5 (dalam wikipedia disebut sebagai “the central two
pins”) digunakan untuk membawa sinyal telepon (internet bukan hanya
ethernet) atau sinyal suara dalam standar telekomunikasi. Bahkan RJ-11
bisa dimasukkan ke port RJ-45. Untuk keperluan ini, sudah seharusnya
jadi 1 pair di tengah (biasanya biru – biru putih)
pins”) digunakan untuk membawa sinyal telepon (internet bukan hanya
ethernet) atau sinyal suara dalam standar telekomunikasi. Bahkan RJ-11
bisa dimasukkan ke port RJ-45. Untuk keperluan ini, sudah seharusnya
jadi 1 pair di tengah (biasanya biru – biru putih)
6. Pin 7 & 8, biasanya digunakan untuk teknologi Power over
Ethernet (PoE), yaitu untuk meningkatkan power pada perangkat VOIP,
wireless LAN access point, webcam, ethernet hub, komputer, dan
perangkat lain yang tidak memungkinkan untuk memberikan suplai power
secara terpisah.
Dalam hal ini tentunya pin 7 & 8 harus merupakan 1 pair (biasanya putih coklat – coklat).
Ethernet (PoE), yaitu untuk meningkatkan power pada perangkat VOIP,
wireless LAN access point, webcam, ethernet hub, komputer, dan
perangkat lain yang tidak memungkinkan untuk memberikan suplai power
secara terpisah.
Dalam hal ini tentunya pin 7 & 8 harus merupakan 1 pair (biasanya putih coklat – coklat).
Jadi kesimpulannya, susunan warna lain diperbolehkan, asal tiap pair
tetap dibedakan penempatan berdasarkan fungsinya agar mendukung
penggunaan hardware selain PC dalam jaringan. Ingat, internet tidak
hanya berisi PC.
tetap dibedakan penempatan berdasarkan fungsinya agar mendukung
penggunaan hardware selain PC dalam jaringan. Ingat, internet tidak
hanya berisi PC.
Tentang SMKN 1 SAMARINDA
SMK NEGEREI 1 SAMARINDA
Visi dan Misi
Visi :Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan yang unggul bertaraf internasional, lulusannya terampil, berjiwa entrepreneur dan bertaqwa
Misi :
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dengan kurikulum yang bertaraf internasional
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan tuntunan dunia kerja
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang mengapresiasikan pengembangan lingkungan dan imtaq
- Akuntansi 3 kelas: AK 1,AK 2,dan AK 3
- Administrasi Perkantoran 2 kelas: AP 1 dan AP 2
- Pemasaran 2 kelas: PM 1 dan PM 2
- Usaha Perjalanan Wisata 2 kelas: UPW 1 dan UPW 2
- MultiMedia: MM
- Teknik Komputer dan Jaringan: TKJ
ALL ABOUT IP
1. PEMBAGIAN KELAS IP ADDRESS
IP address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255. Karena ada 4 oktet maka jumlah IP address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan keseluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address harus dikelompokan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk mempermudah pendistribusian pendaftaran IP address.IP address dikelompokan dalam lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlah. IP address kelas A jaringan IP address Kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang. IP address Kelas C untuk pembagian jaringan yang banyak, namun masing-masing jaringan memiliki anggota yang sedikit. IP address Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, kelas d diperuntukan bagi jaringan multicast, dan E untuk Eksperimental.Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal, yaitu Network ID dan Host ID dari suatu IP address Setiap IP address selalu merupakan pasangan network ID (Identitas Jaringan) dan Host ID (Indentitas host dalam suatu jaringan). Masing-masing komputer/router di suatu jaringan host ID-nya harus Unik (harus berbeda dgn komputer yg lain).Bit (kependekat dari Binary Digit ) adalah bilangan biner yg terdiri dari 2 angka : 0 dan 1
Kelas A
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
Sumber Dari: http://www.transiskom.com/2012/10/kelas-kelas-ip-address.html
2. DEFINISI ADDRESS KHUSUS
Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address itu adala:
a) Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet. Misalkan untuk host dengan IP address kelas B 192.168.9.35 tanpa memakai subnet, network address ini adalah 192.168.0.0 address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada segmen 2 terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet. Router cukup melihat network address 192.168 untuk menentukan ke raouter mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analginya mirip dengan tuang pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu membaca seluruh alamat untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
b) Broadcast Address
Address ini digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram tersebut kepada seluruh host yang ada pada netwoknya? Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan, pemakai bandwith akan meningkta dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat konspe broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh host pada network akan menerima datagram tersebut.
Jadi sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit hst pada IP address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2 broadcast addressnya 192.168.255.255 (2 segmen dari IP address tersebut disebut berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255) jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
c) Multicast Address
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host yang menggunakan datagram unicasr. Artinya datagram memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk 2 mode pengirman ini (unicast dan broadcast) muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group) dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun bebreda dengan mode broadcast hanya host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan aplikasi bersana mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada gambar dibawah
Untuk keperluan multicast sejumlah IP address dialokasikan sebagai
multicast address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk decimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255) maka IP address merupakan multicast address. Alokasi
ini ditujkan untuk keperluan group buka untuk host seperti pada kelas A,
B dan C. anggota group ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu
subnet namun bisa mencapai seluruh dunia karena menyerupai sutu backbone
maka jaringan multicast ini dikenal pula sebagai Multicast Bacbone
(Mbone)
Sumber Dari:https://bintinurulqomariyah.wordpress.com/2012/03/23/ip-address-dan-subnetting/
3. ATURAN PEMILIHAN IP UNTUK HOST
IP address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255. Karena ada 4 oktet maka jumlah IP address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan keseluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address harus dikelompokan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah untuk mempermudah pendistribusian pendaftaran IP address.IP address dikelompokan dalam lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlah. IP address kelas A jaringan IP address Kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang. IP address Kelas C untuk pembagian jaringan yang banyak, namun masing-masing jaringan memiliki anggota yang sedikit. IP address Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, kelas d diperuntukan bagi jaringan multicast, dan E untuk Eksperimental.Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal, yaitu Network ID dan Host ID dari suatu IP address Setiap IP address selalu merupakan pasangan network ID (Identitas Jaringan) dan Host ID (Indentitas host dalam suatu jaringan). Masing-masing komputer/router di suatu jaringan host ID-nya harus Unik (harus berbeda dgn komputer yg lain).Bit (kependekat dari Binary Digit ) adalah bilangan biner yg terdiri dari 2 angka : 0 dan 1
Oktet, 1 Oktet = 8 bit = nilainya antara 0 - 255 desimal
Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
Bit Pertama : 0Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet)
Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet)
Oktet pertama : 0 - 127
Range IP address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (o dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP address : 16.777.214
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah : Network ID :113, Host ID = 46.5.6Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet)
Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet)
Oktet pertama : 128 - 191
Range IP address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP address : 65.534
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet)
Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet)
Oktet pertama : 192 - 223
Range IP address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx
Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP address : 254
Host ID adalah 8 bit terakhi, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP address Tiga bit pertama IP address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya. Host ID ialah 8 bit terakhir.Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit
Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.Kelas E
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
4 bit pertama : 1111
Bit cadangan : 28 bit
Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.
Sumber Dari: http://www.transiskom.com/2012/10/kelas-kelas-ip-address.html
2. DEFINISI ADDRESS KHUSUS
Selain address yang digunakan untuk pengenal host ada beberapa address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address itu adala:
a) Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan internet. Misalkan untuk host dengan IP address kelas B 192.168.9.35 tanpa memakai subnet, network address ini adalah 192.168.0.0 address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada segmen 2 terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada internet. Router cukup melihat network address 192.168 untuk menentukan ke raouter mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analginya mirip dengan tuang pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat tidak perlu membaca seluruh alamat untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
b) Broadcast Address
Address ini digunakan untuk mengirim dan menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram tersebut kepada seluruh host yang ada pada netwoknya? Tidak efisien apabila harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan, pemakai bandwith akan meningkta dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram tersebut sama. Oleh karena itu dibuat konspe broadcast address, host cukup mengirim ke alamat broadcast maka seluruh host pada network akan menerima datagram tersebut.
Jadi sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram : pertama adalah IP addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit hst pada IP address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2 broadcast addressnya 192.168.255.255 (2 segmen dari IP address tersebut disebut berharga 11111111.11111111, sehingga secara decimal terbaca 255.255) jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
c) Multicast Address
Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk komunikasi antar host yang menggunakan datagram unicasr. Artinya datagram memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk 2 mode pengirman ini (unicast dan broadcast) muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group) dengan hanya mengirimkan satu datagram saja. Namun bebreda dengan mode broadcast hanya host-host yang tergabung dalam sutu group saja yang akan menerima datagram ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini setiap group yang menjalankan aplikasi bersana mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada gambar dibawah
224-239 | 0-255 | 0-255 | 0-255 |
1110xxxx | xxxxxxxx | xxxxxxxx | xxxxxxxx |
Sumber Dari:https://bintinurulqomariyah.wordpress.com/2012/03/23/ip-address-dan-subnetting/
3. ATURAN PEMILIHAN IP UNTUK HOST
Berikut adalah
aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang digunakan :
-
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network
ID 127 secara default digunakan sebagai
alamat loopback yakni IP address yang digunakan oleh suatu computer
untuk menunjuk dirinya sendiri.
-
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan
255
Network
ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
alamat yang mewakili seluruh jaringan.
-
Network ID dan Host ID tidak boleh 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai
alamat Network.alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan
suatu host.
-
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam
suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki Host ID yang sama
Sumber Dari: http://pratiwiputriyan.blogspot.co.id/2011/10/aturan-dasar-pemilihan-network-id-dan.html
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar